Cegah Transmisi Lokal Covid-19, Pemprov PB Didesak Berlakukan Karantina Terpusat

MANOKWARI,JAGATPAPUA,com– Kabar baik tentang lima pasien sembuh dari Corona di Papua Barat, secara perlahan telah mengubah cara pandang warga sehingga tak lagi panik berlebihan bahkan menolak orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di sekitar lingkungan mereka.
Lamek Dowansiba, literator muda Arfak, di Manokwari berpandangan bahwa, infeksi Covid-19, bukan aib bagi orang yang terpapar, sehingga tak perlu ada penolakan terhadap mereka tetapi diberi ruang untuk melaksanakan karantina dengan dukungan semua pihak.
“Saya kira inveksi Covid-19 bukan penyakit aib karena perilaku manusia. Karena siapapun tidak bisa luput dari Covid-19, jika tidak waspada dan mengikuti anjuran pemerintah,” katanya.
Lamek mengatakan, orang terpapar Covid-19 seharusnya diberi semangat sebagai sesama manusia. Â “Bagaimana perasaan kita kalau itu terjadi pada keluarga kita. Hal inilah yang harus menjadi pertimbangan kita semua untuk menilai orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19,” ujarnya, Senin (18/5/2020).
Sebagai langkah pencegahan massal, dia berharap pemerintah Papua Barat dan kabupaten/kota segera membentuk karantina terpusat, untuk menampung semua suspect. Hal ini dikatakan Lamek, dengan melihat kurva kasus positif Covid-19 di Papua Barat yang terus menanjak.
“Papua Barat sudah diambang pintu transimisi lokal. Maka bagi saya, karenatina terfokus/terpusat, adalah salah satu cara untuk mencegah transmisi lokal dari semua kategori, baik itu pasien positif, Â ODP, Â OTG dan PDP,” tambahnya.
Sementara, LO (penghubung) Gugus Tugas Covid Nasional untuk Papua Barat, Fachrudin, mengatakan bahwa kenaikan jumlah kasus konfirmasi di Papua Barat masih terus bertambah. Paling tinggi di kota dan kabupaten Sorong, Raja Ampat, diikuti kabupaten Teluk Bintuni dan Manokwari.
Pengamatan Fachrudin, warga Papua Barat terutama di Manokwari, belum sepenuhnya melaksanakan anjuran pemerintah dengan membatasi aktivitas di tempat umum bahkan sebagian terlihat tak memakai alat pelindung diri.
“Saya baru tinjau dua Posko, yaitu Posko Covid-19 Provinsi dan kabupaten Manokwari. Warga Manokwari masih saja beraktivitas seperti umumnya, bahkan sebagian warga terlihat tak mengenakan masker,” ujarnya.
Diapun berharap Pemda Papua Barat, segera menyiapkan gedung khusus untuk diberlakukannya karantina terpusat. “Melihat kenaikan kurva kasus, karantina terpusat harus segera dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran antar warga (transmisi lokal), ujarnya.
Dia juga meminta Pemerintah Papua Barat dan kabupaten kota untuk tegas dalam membatasi aktivitas warga, sehingga tidak berkerumun di tempat-tempat umum.
“Minimal ada payung hukum berupa Peraturan Gubernur (Pergub) untuk maksimalkan langkah penindakan, jika kemudian warga tak lagi peduli dengan himbauan Pemerintah selama masa pendemi,” katanya. (akp).