AdatBawaslu ManokwariBiakDPRD ManokwariEkonomi & BisnisHeadlineHukum & KriminalInfo IklanJayapuraKab FakfakKab KaimanaKab ManokwariKab Manokwari SelatanKab Pegunungan ArfakKab Teluk BintuniKab Teluk WondamaMaybratMRP Provinsi Papua BaratOlahragaPapuaPapua BaratPemerintahanPendidikan & KesehatanPolitikProvinsi Papua BaratRaja AmpatRedaksiReligiSorongSosial BudayaTak BerkategoriTambrauw

BI Singgung Perekonomian PB 2021, Pada Bincang Bareng Media

MANOKWARI,JAGATPAPUA.com– Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua Barat, menggelar Bincang Bareng Media dengan melibatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat, serta media masa di Manokwari.

Bincang media Yang digelar Jumat (9/4/2021) di Inggandi Beach Pasir putih Manokwari, dihadiri Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Ibu Rut W. Eka Trisilowati, Kepala Kantor OJK Papua-Papua Barat, Bp Adolf Fictor T. Simanjuntak, Deputi Kepala Perwakilan BI Eko Listiyono, Peneliti BI Papua Barat, I Wayan Yogasvara, Kepala Unit Pengawasan Sistem Pembayaran BI Papua Barat, Datje Candra S, Kepala BNI Cabang Manokwari, Maruli Ricardo, Pemimpin Unit IT Channel Bank Papua Cab Manokwari, Ignatius dwi haryanto, Asisten manajer pemasaran dana BRI Manokwari,Ibu Meny J. Pandej.

Bincang Media yang diawali dengan penyampaian materi oleh sejumlah Narasumber tersebut, juga menyinggung terkait Inflasi Provinsi Papua Barat sepanjang tahun 2020 terjaga pada tingkat 0,71% (yoy), lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang mengalami Inflasi sepanjang tahun sebesar 2,68%.

Rut Eka Trisilowati mengatakan, pada Tahun 2021, Inflasi Provinsi Papua Barat diperkirakan berada pada sasaran inflasi Nasional yaitu 3±1%. Proyeksi inflasi Papua Barat 2021 lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2020, yaitu dalam range 3% s.d4% (yoy) dan tetap berada dalam sasaran inflasi Nasional yaitu3±𝟏% (yoy).

Rut mengatakan, inflasi Papua Barat tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibanding 2020. Inflasi ini diperkirakan meningkat seiring membaiknya daya beli masyarakat. Pemulihan ekonomi kedepan diperkirakan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, menurunkan tingkat pengangguran, dan meningkatkan konskonsumsi masyarakat.

Sehingga kata ia, menjadi pendorong inflasi inti kedepan. Berbagai stimulus juga tetap diberikan pemerintah melalui dana PEN yang diharapkan dapat terus mendorong dan menjaga daya beli.

Lebih lanjut Eka Trisilowati bahwa Inflasi administer edprice diperkirakan meningkat yang disebabkan oleh komoditas antaralain tariff angkutan udara dan harga rokok. Tarif angkutan udara yang berada dalam level rendahnya pada 2020 seiring minimnya permintaan diperkirakan akan meningkat pada 2021 yang sejalan dengan optimism peningkatan mobilitas.

Sementara, Pemerintah juga mengumumkan peningkatan cukai rokok sebesar 12, 5% yang berlaku mulai 1 Februari 2021. Kenaikan cukai rokok ini secara bertahap akan meningkatkan tekanan inflasi kelompok.

Ia mengatakan, Inflasi volatile food diperkirakan meningkat namun tetap berada dalam level yang rendah. Tingkat permintaan yang meningkat disertai dengan tingkat pasokan yang relatif lebih baik menyebabkan inflasi volatile food meningkat namun masih terjaga.

Sebelumnya, dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menujukan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha sejak triwulan I 2016 hingga triwulan I 2021 sebagian besar menunjukkan pergerakan yang searah dengan realisasi PDRB. Secara historis, pertumbuhan PDRB (qtq) dan SBT kegiatan usaha menunjukkan angka realisasi rendah pada triwulan IV 2021 dan triwulan I tahun berjalan. PDRB triwulan II 2021 diprakirakan positif seiring berangsur normalnya aktivitas masyarakat serta membaiknya perekonomian.(JP/AR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Hati-hati salin tanpa izin kena UU no.28 Tentang Hak Cipta