MANOKWARI,JAGATPAPUA.com–Penatua dan Koordinator Urusan Pembinaan Pelayanan Jemaat (P2J) GKI Sion Sanggeng Yan Christian Warinussy, memberi apresiasi atas terpilihnya Pdt.Melkianus Warfandu, S.Th sebagai Ketua Badan Pekerja Klasis GKI Manokwari bersama jajarannya, pada Sabtu (17/9/2022) melalui Sidang Klasis GKI di Gereja Bahtera Pelepasan Mandopi.
Menurut dia, Pdt.Warfandu yang merupakan salah satu pendeta yang berada dari suku besar Pedalaman Arfak di Kabupaten Manokwari juga merupakan salah satu jebolan Sekolah Tinggi Theologia Gereja Kristen Injili (STT GKI) Di Tanah Papua, Abepura – Jayapura.
“Sebagai seorang Penatua dan Presbiter, saya ingin mengucapkan selamat pula kepada Wakil Ketua terpilih Penatua Trayanus Rumsayor, S.Si.Teol yang juga merupakan putra asli Manokwari dari suku Doreri,”ucapnya
Bahkan penatua Trayanus ini pertama kali sebagai seorang putera asli Doreri menduduki posisi Wakil Ketua Badan Pekerja Klasis GKI Manokwari , setelah lebih dari 60 tahun GKI berdiri sebagai sebuah Gereja Mandiri dan Merdeka.
Serta sebagai organisasi moderen milik Orang Asli Papua di Tanah air mereka sendiri pada 26 Oktober 1956.
Ia juga membeberkan bahwa, Pdt.Warfandu serta Pnt.Rumsayor akan dibantu oleh Pdt.Sadrak Simbiak, S.Si.Teol selaku Sekretaris dan Pnt.Ansony Kalimpung sebagai Wakil Sekretaris, serta Syamas Meidy Ambrain selaku Bendahara.
Badan Pekerja Klasis GKI Manokwari periode 2022-2027 ini juga dilengkapi anggota-anggota yang terdiri dari : Pdt.Novita Burwos, S.Si.Teol, Pdt Willem Sibian, S.Th, Pnt.Bons Sanz Rumbruren, Pdt.Yane Korwa, S.Si.Teol, Pdt.Lamek Wanma, S.Th dan Pdt.Hena Helena Korwa, S.Si.Teol.
Dalam posisi sebagai mantan Sekretaris Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) Klasis GKI Manokwari, Yan Warinussy juga ingin mengingatkan Badan Pekerja Klasis GKI Manokwari yang baru ini, bahwa tantangan persoalan yang dihadapi GKI Di Tanah Papua, khususnya Klasis GKI Manokwari cukup berat.
Terutama dalam konteks perlindungan hak asasi manusia (HAM) serta penegakan hukum. Keberadaan peraturan daerah (perda) Kabupaten Manokwari tentang Manokwari sebagai Daerah Injil menjadi sebuah soal yang mesti dihadapi dan dikaji kembali dari sisi mempertahankan icon Manokwari Kota Injil atau daerah Injil.
Sejarah perjalanan pekabaran Injil yang dibawa dari Antiokhia di Bumi Asia kec hingga ke Tanah Eropah, di Jerman dan Negeri Belanda hingga didaratkan secara resmi saat tibanya 2 (dua) utusan (rasul) Carl Willem Ottouw dan Johan Gottlob Geissler pada hari Minggu pagi benar, tanggal 5 Februari 1855 di pantai Pasir Putih Pula Mansinam di bibir Teluk Doreh, Manokwari yang dahulunya disebut Mnukwar (kampung lama/tua).
Kasus “rencana penggusuran” gedung Gereja GKI Pengharapan Rendani dan gedung Gereja Bartholomeus Borarsi juga menjadi tantangan dan pergumulan berat yang bakal dihadapi Badan Pekerja Klasis (BPK) Manokwari yang dipimpin Pdt.Melkianus Warfandu dan Pnt.Trayanus Rumsayor ke depan.
Saya kira Badan Pekerja Sinode (BPS) GKI Di Tanah Papua di bawah pimpinan Pdt.Andrikus Mofu, M.Th juga akan bersama BPK Manokwari terlibat dalam memecahkan persoalan keberadaan Perda Manokwari Daerah Injil dengan situasi pembangunan di Manokwari Papua Barat serta dampaknya bagi pertumbuhan iman dan pekabaran Injil yang bakal dipengaruhi oleh kasus Rendani dan Borarsi tersebut.(jp/rls)