DPR Papua baratDPR PBPemprov PBPendidikan & Kesehatan

Juni, Unit Layanan Cuci Darah Di RSU Provinsi Beroperasi, 17 Pasien Sudah Masuk Daftar Antri

MANOKWARI,JAGATPAPUA.com— Unit layanan cuci darah atau (unit hemodialisa), di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSU) Papua Barat dipastikan mulai beroperasi pada Juni 2025 mendatang.

Hal itu disampaikan Direktur RSUP, dr. Arnold Tiniap pada Kamis (22/5/2025) dalam kunjungan kerja DPRP Papua Barat.

Unit layanan ini untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjalginjal. Unit ini telah dilengkapi dengan peralatan medis, tenaga medis terlatih, dan ruangan yang nyaman untuk melakukan terapi cuci darah.

Menurut ia dijadwalkan pada selasa 27 Mei 2025 (pekan depan), perhimpunan ahli mefrologi (permefri) akan melakukan kunjungan ke RSUP untuk melihat kesiapan terakhir Unit layanan cuci darah.

“Setelah itu akan ada kunjungan lagi dari Kemenkes ke sini (RSUP) setelah itu dari pihak ketiga KSO langsung melakukan pemasangan alat, ” terangnya

Proses hingga saat ini, lebih lanjut Tiniap, sisa melengkapi persyaratan administrasi. Kemudian Pengadaan bahan habis pakai juga sementara berproses.

Pasien yang sudah mendaftar saat ini berjumlah 17 orang yang sementara melakukan cuci darah di luar Papua Barat, baik di Makassar, Manado, Biak dan Jayapura.

“Mereka sudah daftar sehingga setelah dibuka pelayanan cuci darah di sini mereka akan kembali ke Manokwari. Mereka semua asal pasien dari Manokwari,” sebutnya

Ia mengakui, memang Unit Hemodialisa RSUP tersebut berproses sudah cukup lama, sejak 2023 dilakukan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan salah satu penyedia alat yang lebih praktis.

“Karena kalau ada kerusakan atau maintenance alat nanti mereka yang tinggal membelanjakan bahan habis pakainya saja. Tapi memang proses berjalan cukup lama. Ada beberapa persyaratan yang perlu di penuhi termasuk pelatihan tenaga, ijin pengelolaan limbah medis dan puji Tuhan kita sudah sampai ditahap akhir tinggal dimasukan dalam sistem,”bebernya

Secara statistik tambah Tiniap, hampir 75 persen pasien yang meninggal di ICU itu disebabkan gagal ginjal.

“Sehingga saya pikir ini sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat termasuk menekan angka kematian,” tutupnya.(jp/ask)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Hati-hati salin tanpa izin kena UU no.28 Tentang Hak Cipta