IDI Manokwari Sosialisasikan Cara Pencegahan Covid-19 Kepada MRPB

MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Manokwari, melakukan audiensi dan sosialisasi tentang Covid-19 dan langkah-langkah pencegahannya di MRP Papua Barat, Kamis (14/5/2020).
Ketua IDI Manokwari, dr Adhe Ismawan, mengatakan kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan bersama MRPB beberapa waktu lalu.
“MRPB meminta waktu kami untuk mensosialisasikan tentang Covid-19 serta cara pencegahannya,” ujarnya kepada wartawan di kantor MRPB di Sowi Gunung Manokwari.
Dia mengatakan permintaan MRPB ini berkaitan erat dengan peran MRPB dalam mengawal kegiatan-kegiatan ditingkat kabupaten/kota maupun Provinsi Papua Barat.
Apalagi sejak Maret 2020, MRPB juga menilai beberapa langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah, dalam melakukan pencegahan Covid-19 belum optimal, sehingga MRPB ingin mengetahui langsung bagaimana Covid-19 dan pencegahannya.
“Dalam sosialisasi kami mendapat kesan, kehadiran kami sangat diapresiasi karena sedikit menambah wawasan dari para anggota dan Ketua MRPB, dan mereka juga akan mengawal beberapa rekomendasi yang kami sampaikan,” tuturnya.
Dia berharap adanya perhatian yang lebih dari MRPB, bisa lebih memperkuat lagi dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan penanganan Covid-19 di Papua Barat, mengingat MRPB merupakan lembaga kultur masyarakat orang asli Papua (OAP).
“Dari pihak medis memang sudah berupaya maksimal dalam menyiapkan fasilitas di rumah sakit maupun Puskesmas, namun tidak memiliki kekuatan di luar itu, sehingga audiensi dengan MRPB sangat memberikan manfaat yang baik agar kedepan penanganan ditingkat provinsi dan kabupaten/kota bisa optimal,” tukasnya.
Dia menambahkan, dalam audiens tersebut juga disampaikan beberapa rekomendasikan yaitu terkait penguatan masyarakat, sehingga MRPB dapat membantu dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat, terlebih kepada persiapan desa siaga dan menghindari stigma negatif bagi mereka yang positif Covid-19.
“Peran MRPB dan lembaga -lembaga adat, tentu bisa mengurangi stigma negatif tersebut, karena sangat merugikan semua pihak termasuk pihak kesehatan yang tidak bisa melakukan pelacakan secara maksimal,” ucapnya.
“Dari segi kesehatan kami merekomendasikan penguatan terkait APD, juga kebutuhan RS rujukan yang masih terbatas baik ruang isolasi, ventilator juga alkes, serta bersama bentuk tim yang lebih fokus mengawal berbagai langkah penanganan Covid-19, termasuk keterlibatan pemerintah,” tandasnya.(me)