DPR PBHeadlinePemprov PB

170 Tahun Terima Injil, Orang Papua Masih Hidup Miskin, Paradoks Yang Harus Dijawab Gereja Dan Pemerintah

MANOKWARI,JAGATPAPUA.com– Pendeta Dr. Sostenes Sumihe mengatakan 170 tahun orang Papua menerima injil Kristus tetapi masih hidup dalam kemiskinan.

Hal ini merupakan paradoks Papua yang harus bisa dijawab oleh Gereja-gereja, Pemerintah daerah dan masyarakat adat di tanah Papua.

Pernyataan itu diungkapkan Pendeta Dr. Sostenes Sumihe saat menyampaikan kebenaran Firman Tuhan yang terambil di dalam Kitab Roma 11:1-24 dibawah judul ” Sisa Israel dan Iarael Tersandung, Bangsa-bangsa lain Selamat”.

Ia menguraikan bahwasannya Papua adalah Tanah yang kaya, tetapi orang Papua hidup dalam kemiskinan, Papua menjadi salah satu Provinsi yang miskin di di Negara Indonesia.

“Ini paradoks Papua yang harus dijawab oleh Gereja-gereja hari ini. Ini paradoks Papua yang harus dijawab oleh Pemerintah dan maayarakat adat hari ini. Mengapa kita kaya tapi kenyataannya kita miskin hari ini?. 170 tahun injil ada di tanah Papua, masyarakat hidup didalam injil tetapi realitas kehidupan bangsa Papua masih dalam kemiskinan,”bebernya.

Seratus tahun terakhir Doa Izaak Samuel Kijne “Diatas Batu ini saya meletakan peradaban Orang Papua” telah teruji dan didengar Tuhan di Sorga. Sehingga orang Papua boleh menjadi Pintar, memiliki pengetahuan dan ma’rifat sehingga twlah bangkit menjadi pemimpin di Negerinya sendiri.

“Menjadi Gubernur, Bupati Walikota bahkan ada banyak Profesor di tanah Papua. Ini tandanya Papua sudah bangkit memimpin dirinya sendiri. Tapi masih ada kemiskinan, masih ada kebodohan, masih adaorang Papua yang tidak bisa membaca, masih ada penatua-penatua yang buta huruf ini juga paradoks Papua yang harus dijawab oleh lembaga-lembaga pendidikan, Universitas di Tanah Papua, pemerintah dan gereja,”tegasnya

Ia mengingatkan para pemimpin-pemimpin di Tanah Papua agar tidak gagal menghayati nilai historis peristiwa Mansinam dan Aitumeri di Teluk Wondama.

“Para pemimpin harus membangun Tanah Papua ini dengan nama Allah, pimpinan daerah kita ini dengan nama Allah. Apapun jawaban bapak dan ibu hari ini, tetapi satu hal yang pasti tanah Papua hanya bisa menjadi tanah yang adil, damai dan tanah yang sejahtera ketika kita membangun dengan nama Allah,”kata Pdt Soatenes

Perjuangan membawa terang bagi orang Papua yang dilakukan misionaris Ottow dan Geissler penuh dengan tantangan yang luar biasa tetapi hanya dengan nama Allah Papua mengalami perubahan yang besar sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Kehadiran Umat Tuhan di Pulau Mansinam tambah Pdt Sostenes, menunjukan rasa ungkapan syukur tetapi juga brkomitmen untuk membangun negeri ini, terus menyatakan tanda-tanda keselamatan.(jp/cr02).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Hati-hati salin tanpa izin kena UU no.28 Tentang Hak Cipta