RANSIKI, JAGATPAPUA.com — Wakil Bupati Manokwari Selatan (Mansel) Wempi Rengkung memantau normalisasi Sungai Muari, Jumat (12/5/2023).
Pada kesempatan tersebut, Wempi Rengkung didampingi Kepala BPBD Papua Barat Derek Ampnir, dan juga Kabid Cipta Karya PU Mansel John Paiki.
Dari pantauan media, rembetan air sudah mengikis tiang fondasi Jembatan Muari.
Wempi Rengkung menerangkan, normalisasi ini merupakan langkah awal yang dilakukan sejak April lalu, akibat banjir yang terjadi sepanjang bulan tersebut.
“Ini kita mulai dari april karna banjir tanggal 10, 12, 15, 23, 29, akibat curah hujan pagi dan malam hari yang cukup tinggi, sehingga jalur arus terbagi tiga, dan mengikis kiri dan kanan bantaran kali. Jadi mulai April kita sudah mulai ambil langkah untuk normalisasi. Ini juga karena sudah ada longsoran, sehingga kami sdh ambil langkah agar aliran air normal dluh menuju tengah jembatan. Jangan bias ke kiri dan ke kanan, yang mengakibatkan kikisan khususnya pada kaki-kaki jembatan. Kemudian jembatan juga harus dicek ulang krena sdh ada rembesan air. Harus ada peremajaan, jangan nanti putus baru rehab,” tuturnya.
Wempi Rengkung kemudian meminta agar Balai Sungai Papua Barat untuk segera mengambil langkah cepat, sehingga mencegah semakin memburuknya kondisi Jembatan Muari.
“Ini tanggung jawab Balai Sungai, tapi kami juga di Pemda tidak tutup mata. Kita juga sudah menyurat ke Gubernur, ini juga BPBD Papua Barat yang datang pemantauan. BPBD Mansel juga sudah datang memantau 12 April lalu. Sehingga diharapkan Balai Sungai segera mengambil langkah,” ucapnya.
Wemping Rengkung juga berharap, laporan terkait kondisi Kali Muari yang sudah diserahkan ke Pj Gubernur.
“Jadi sambil dinormalisasi, berharap balai sungai segera mengambil Langkah-langkah. Perlu dilihat ke lapangan untuk diambil tindakan lanjutan, jangan nanti sudah terjadi baru katakan tidak ada perhatian dari Pemda setempat,” kata Rengkung.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Papua Barat Derek Ampnir mengatakan, ada sejumlah hal yang akan dilakukan, guna mencegah terjadinya bencana yang bisa berdampak pada Jembatan Muari, yang pastinya akan memberi dampak buruk bagi masyarakat.
“Pelurusan arus Sungai Muari dan pengerasan tebing sungai, untuk melindungi aset Jembatan yang menghubungkan tiga kabupaten dengan provinsi,” ungkapnya
Kata Derek, dirinya akan melaporkan hasil evaluasi pemantauan kepada Pj Gubernur Papua Barat.
“Selain itu kita akan koordinasikan juga dengan berbagai sektor terkait yang sesuai kewenangan soal sungai dan jembatan ini. Yang jelas ini harus cepat, untuk mencegah apabila terjadi arus deras,” kata Derek.
“Karena kita harus lihat resikonya. Di sini jumlah penduduk sangat besar, dan ini akan terpapar kalau tidak ditangani. Yang kedua soal aset Jembatan Muari ini yang takutnya putus, dan akan menelan biaya besar untuk dibangun,” terangnya.(jp)