Tingkatkan Literasi Pendidikan, Pemprov Papua Barat Perlu Ubah Wajah Perpustakaan
MANOKWARI,JAGATPAPUA.com–Untuk meningkatkan literasi Pendidikan di Papua Barat, Pemerintah daerah perlu menata sarana dan prasarana dengan skema-skema formulasi yang baik.
“Saya melihat belum ya, contoh saja perpustakaan kita itu tidak layak menjadi perpustakaan modern, jadi kalau kita berbicara tentang literasi maka faktor pertama yang kita lihat adalah kesiapan sarana, bagaimana orang bisa datang membaca dengan nyaman, sedangkan perpustakaan provinsi hanya di ruko, sementara perpustakaan Kabupaten kita bisa di lihat sendiri kondisinya,”kata Dr. Filep Wamafma, SH., M. Hum Wakil Ketua Komite III DPD RI.
Menurut dia, perpustakaan harus bertransformasi menjadi ‘laboratorium literasi’ yang mampu menumbuhkan minat baca dan daya pikir kritis siswa, apalagi di era digital yang serba cepat, anak-anak dikhawatirkan kehilangan sentuhan dengan buku dan dunia literasi.
“Bagaimana kita mau mengarahkan anak-anak mudah kita ini untuk minat baca Tinggi sedangkan tidak ada Iklim membaca yang mendukung, makanya saya mengingatkan kita semua bahwa membangun Papua di sektor pendidikan tidak hanya sebatas pada pendidikan gratis, bicara pendidikan itu tidak hanya setengah-setengah, tidak bisa memberikan bantuan uang saja,”bebernya
Untuk itu kedepan, Pemprov Papua Barat juga Kabupaten perlu menata pendidikan dengan skema-skema dengan formulasi, sistem yang benar, pendidikan itu satu tubuh, satu wadah, dan sangat kompleks.
“Kita bicara tentang lingkungan, sarana , tentang kurikulum, tentang guru semuanya itu faktor literasi, jadi belum ada projek di tanah Papua ini bisa kita lihat mana sekolah yang unggul secara akademik, kita masih masih mendiskusikan pendidikan dari masa ke masa tanpa ada perbaikan,”tandas Pace Jas Merah.
Dr Filep menilai, pemerintah masih kurang Inovasi. Pemerintah lebih bangga ketika menyerahkan bantuan Pendidikan tetapi tidak bangga jika Manokwari dan 6 Kabupaten se-Papua Barat memiliki Perpustakaan yang megah, dan modern.
“Pemerintah lebih bangga kalau memberikan bantuan pendidikan tetapi tidak bangga kalau misalnya di Manokwari kita punya perpustakaan yang Mega, anak-anak setiap pagi sampai malam ada berkumpul di situ untuk belajar,” ketusnya.(jp/ask)

















