MANOKWARI,JAGATPAPUA.com— Trend luas kebakaran hutan dan lahan di provinsi papua barat dari tahun 2016 – 2022 yang paling besar terjadi pada tahun 2020 mencapai 5.716 hektar sedangkan pada tahun 2022 ini periode Januari- Oktober 2022 sudah mencapai 1.270 hektar.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat Ir Hendrik Runaweri, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kabid Pengamanan Dan Penyuluhan Kehutanan Dishut Provinsi Papua Barat, Firaon Ullo, S.Hut.,M.Sc, dalam Sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Kebakaran Hutan dan lahan (Karhutla) yang di pusatkan di Hotel Billy Jaya pada Rabu (16/11/2022).
Oleh karena itu Runaweri mengatakan, dibutuhkan peran serta semua elemen masyarakat dalam menekan laju kebakaran hutan dan lahan di papua barat terutama yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Ia mengatakan maksud dilaksanakan sosialisasi ini, sebagai upaya menyadartahukan masyarakat tentang pentingnya mencegah kebakaran Hutan dan lahan.
Terutama masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan serta memberikan pemahaman kepada masyarakat agar turut aktif bersama para pihak menjaga, memantau, dan mengajak mengimbau untuk tidak membakar hutan dan lahan sebagai tindakan dini dalam upaya pengendalian karhutla.
Sesuai dengan instruksi presiden nomor 3 tahun 2020 tentang penanggulangan kebakaran hutan dan lahan bahwa upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan meliputi pencegahan penanggulangan dan penanganan pasca terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Oleh sebab itu tindakan ini sebagai upaya pencegahan karhutla yang dilakukan bersama secara terpadu saat ini melalui sosialisasi kepada masyarakat tentang upaya bahaya dan dampak dari karhutla dengan harapan agar semakin banyak pihak yang mengerti dan mengetahuinya.
Ia mengurai, Hutan di papua barat yang luasnya 9.730.550 hektar atau 90% dari luas wilayah yang seluas 143.076 kilo meter persegi dan penuh dengan berbagai sumber daya alam serta memiliki fungsi produksi lindung dan konservasi tetap terjaga dan terpelihara dengan baik dan lestari.
Sehingga bisa dinikmati udara yang sejuk air bersih lingkungan yang indah serta memiliki keanekaragaman jenis yang unik yang mungkin tidak terdapat di tempat lain oleh karena itu semua pihak harus berperan aktif dalam menjaga hutan dari kebakaran hutan lahan sehingga hutan kita tidak rusak dan juga kita memperoleh lingkungan hidup yang baik.
“Kita bersyukur kepada tuhan yang telah menganugerahkan hutan dan alam dengan berbagai sumber daya alam yang terkandung di dalamnya sekiranya dapat dijaga dilindungi dan dikelola dengan penuh rasa tanggung jawab secara arif dan bijaksana,”ucapnya
Tentu, semua ini akan terwujud apabila didukung oleh semua pihak tanpa terkecuali masyarakat di Kabupaten Manokwari.
“Saya berharap peserta dapat mengikuti sosialisasi dengan baik sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang baik pula, serta dapat juga menyebarluaskan tentang upaya pengendalian karhutla kepada siapa saja yang dijumpai setelah kembali dari kegiatan ini agar apa yang diharapkan bersama dapat terwujud,”harap Kadishut
“Saya juga memberikan apresiasi kepada narasumber yang berkenan memberikan sosialisasi ini sehingga masyarakat sadar pentingnya hutan,”ucapnya lagi
Hendrik Runaweri juga memberikan apresiasi kepada kementerian LHK dalam hal ini balai pengendalian perubahan iklim dan kebakaran hutan dan lahan maluku papua yang bersinergis dengan dishut papua barat dalam upaya pengendalian Karhutla di daerah ini dengan tujuan yang sama yaitu menjaga hutan dan lahan agar tidak rusak akibat dari kebakaran.
“Saya juga memberikan apresiasi kepada tim kerja dari dinas kehutanan provinsi papua barat pada bidang pengamanan dan penyuluhan kehutanan yang sudah merancang dan melaksanakan kegiatan sosialisasi ini,”tutupnya
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi tersebut, Marthen Mayor, S.Hut.,M.Si. ( Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung/KPHL Unit XII Manokwari), Ir. Sylvia M.A. Makabory, M.Si (Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Prov. Papua Barat), Lody Junio, S.Hut ( Staf Balai PPI dan Karhutla Wil. Maluku Papua), Beny Boky, S.Hut.,M.Si (Anggota Penyidik Tindak Pidana Kehutanan (PPNS) Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat).(jp/ask)