MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Pengrajin noken, tas tradisional khas Papua, masih terkendala modal dan tempat usaha. Hal ini membuat upaya pemasaran noken masih terhambat.
Hal ini diungkap salah satu pengrajin noken asal Manokwari, mama Itha Agapa, saat ditemui, Selasa, (29/10/2019).
“Kami merasa pemerintah kurang memperhatikan pengrajin noken. Ini berbeda dengan mama penjual pinang yang dibangun tempat usaha dan bantuan modal,” jelasnya.
Padahal, kata dia hasil rajutan noken satu-satunya tas tradisional masyarakat Papua yang telah diakui oleh Unesco, sebagai warisan kebudayaan dunia dan memiliki makna kultur yang tinggi.
“Seharusnya pemda dalam memberdayakan mama Papua melalui kolaborasi anggaran perlu ada pemerataan dan tidak hanya memandang sepihak saja, melainkan semua jenis usaha harus dibantu,” tandasnya.(chl)