Gubernur Dominggus Resmi Melepas Penjualan Perdana 20 MMSCDF Alokasi Gas Bumi

BINTUNI,JAGATPAPUA.com—Setelah 11 tahun terabaikan , akhirnya Pemerintah Provinsi Papua Barat menjual perdana 20 Milion Standard Cubic Feet per Day (MMSCDF) alokasi gas Bumi melalui BUMDnya.
Penjualan perdana itu dilakukan langsung oleh Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan melalui pengapalan Gas Tangguh LNG pada Senin (24/11/2025) di Kabupaten Teluk Bintuni-Papua Barat.
-
Mohamad Lakotani Resmi Pimpin DMI Papua Barat24 November 2025
-
Mohamad Lakotani Resmi Nahkodai PMI Papua Barat Periode 2025–203024 November 2025
Gubernur Dominggus menyebut, hari ini merupakan sejarah, hari dimana menandai kebangkitan kedaulatan energi Papua Barat. Dan hari yang menjadi saksi bahwa Papua Barat tidak lagi hanya menjadi penonton di atas tanahnya sendiri, tetapi telah berdiri sebagai pelaku utama dalam pengelolaan sumber daya migas bagi kesejahteraan rakyatnya.
”Dari tanah teluk bintuni yang kaya, dari jantung industri LNG Tangguh, kita menyaksikan satu peristiwa penting yaitu penjualan perdana secara resmi alokasi gas bumi sebesar 20 MMSCFD oleh BUMD PT Papua Doberai Mandiri melalui PT.Padoma Ubadari Energy,”kata Gubernur Dominggus.
”Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat papua barat, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada presiden republik indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang melalui kebijakan asta cita khususnya penguatan sektor energi nasional, telah memberikan arah yang jelas dan keberpihakan nyata bagi daerah penghasil sumber daya alam, termasuk papua barat,”ungkap Dominggus
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada, Menteri ESDM RI, Bahlil Lahadalia sebagai putra papua telah ikut mendorong percepatan pemanfaatan alokasi 20 MMSCFD yang 11 tahun lamanya tidak termanfaatkan bagi Papua Barat.
”Menteri koordinator bidang perekonomian, menteri keuangan, menteri dalam negeri, kepala BPKP Pusat, Dirjen Migas Laode Sulaeman, kepala SKK Migas Dr.Djoko Siswanto, yang telah menyetujui dan memfasilitasi alokasi strategis ini sehingga dapat terealisasi pada tahun 2025 ini,”sebut Gubernjur Dominggus.
Sejak tahun 2014 hingga 2025, atau kurang lebih 11 tahun, papua barat menanti realisasi hak alokasi migas sebagaimana dijanjikan dalam semangat keadilan energi dan otonomi khusus (Otsus). Dan hari ini, penantian panjang itu terjawab.
”Jika dihitung secara akumulatif, selama 10 tahun alokasi yang tidak terserap, maka sesungguhnya papua barat memiliki hak potensial sebesar 200 MMSCFD,”ujarnya
Yang jika dikonversikan dengan kurs dolar mencapai Rp16.000 per USD, maka nilai ekonomi yang seharusnya sudah berputar di papua barat mencapai angka yang sangat signifikan kurang lebih 7 triliun rupiah atau 700 miliar pertahun bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini bukan sekadar angka, tapi simbol keterlambatan keadilan dan hari ini, kita mulai membalikkan sejarah itu. Gubernur menegaskan bahwa hal ini bukan hibah, tapi ini investasi daerah.
”Saya tegaskan kepada seluruh rakyat papua barat dan kepada seluruh bangsa indonesia, bahwa kuota 20 MMSCFD ini bukan pemberian gratis. ini bukan belas kasihan. Ini adalah transaksi resmi dan sah, yang dibeli oleh pemerintah provinsi papua barat melalui BUMD PT. Padoma Ubadari Energy sebagai instrumen strategis untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (pad),“tegas orang nomor 1 di Papua Barat ini.
Hasil penjualan gas bumi ini akan menjadi sumber pembiayaan pembangunan daerah, penggerak ekonomi kabupaten, fondasi kesejahteraan jangka panjang dan penopang masa depan generasi papua barat.
”PAD yang dihasilkan dari sektor ini akan dikembalikan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat di papua barat,”tuturnya.(jp/ask)

















