-1.3 C
Munich
Jumat, November 22, 2024

Antisipasi Perundungan Siswa SD, Barnabas ‘Warning’ Kadisdik, Kepsek Dan Guru Se-Papua Barat

Must read

MANOKWARI,JAGATPAPUA.com— Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat Barnabas Dowansiba, mengingatkan Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah dan Para Guru Sekolah Dasar se-Papua Barat untuk mengantisipasi terjadinya perundungan siswa di sekolah.

Pernyataan ini disampaikan Barnabas pasca Perundungan yang terjadi di SDN 35 Sanggeng, juga sekaligus bersifat umum untuk diketahui pihak Kepala sekolah dan Guru SD yang ada di Papua Barat.

Para kepala Dinas di Kabupaten Kota juga harus aktif berkoordinasi dengan para kepala Sekolah untuk menyampaikan imbauan.

“Teman teman kabupaten kota harus setiap jam setiap waktu harus berkordinasi dengan kepala sekolah memberikan imbauan termasuk kepada guru atau tata usah karena memiliki peran yang sama ketika berada di sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa sehingga jika ada laporan masalah dari orang tua atau komite maka harus segera diseriusi jangan tinggal diam,”tandas Barnabas Dowansiba Senin (5/9/2022).

“Tidak boleh membiarkan, beberapa kasus perundungan yang terjadi sebenarnya harus menjadi pembelajaran terhadap sekolah dasar yang lainnya di Manokwari dan Papua barat,”imbuhnya

Guru kata Barnabas tidak boleh tinggal diam tetapi perhatikan siswa ketika masih jam sekolah.

“Jika ada masalah rapat bersama komite dan komunikasi dengan orang tua tetap jalan terus. Saya berharap WA grup sekolah harus aktif, sehingga jika bisa diselesaikan lewat komunikasi di grup WA maka itu baik juga,”ujsrnys.

Masalah itu menurut Barnabas harus diselesaikan dengan baik, dan saling merespon antara guru dan orang tua siswa yang terlibat perundungan dimaksud.

“Dan demi amannya anak itu maka pihak sekolah bersangkutan harus bekerja sama dengan sekolah lain supaya anak itu diamankan artinya dimutasikan ke SD lain yang membuat anak itu Nayaman supaya psikologisnya tidak terganggu,”cetusnya

Sebab jelas kata Dowansiba, ketika tetap disekolah itu maka rasa takut dan khawatir akan membuatnya membatasi diri dalam hal pergaulan, bermain bersama teman.

“Jadinya aktivitas anak itu tidak berkembang,”tandasnya.(jp/ask)

- Advertisement -spot_img

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest article

Hati-hati salin tanpa izin kena UU no.28 Tentang Hak Cipta