MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Masyarakat Manokwari diimbau untuk teliti dan memahami program kerja dari setiap pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Manokwari periode 2020-2025.
Pasalnya, di momen Pilkada banyak cara yang digunakan pasangan calon untuk memperdaya masyarakat dengan janjinya agar dapat memenuhi keinginannya memenangkan Pilkada tersebut.
“Kami berharap masyarakat tidak terlena janji manis yang menggratiskan sesuatu dan tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Karena kita membuat suatu jaminan atau kartu harus jelas, baik sumber anggaran maupun hal gratis itu untuk siapa saja,” kata Ketua Tim Pemenangan Paslon Hermus – Budoyo (HEBO), Aloysius Siep, Sabtu (14/11/2020) di Sekretariat Tim Pemenangan HEBO.
Menurut dia, program kerja kandidat harus jelas Jika gratis harus diberikan penjelasan kepada masyarakat, sumber dananya, peruntukannya untuk kalangan siapa saja.
“Jika disebut sumber dananya dari APBD, maka apakah cukup dengan APBD 2021 hanya Rp1,1 triliun. Apalagi APBD akan diketok dalam waktu dekat, dan peruntukannya sudah jelas, tidak termasuk janji politik program yang menggratiskan beberapa item kegiatan,” jelasnya.
Dia menuturkan dana Rp 1,1 triliun telah diplotkan untuk item kegiatan, termasuk dana pendidikan, kesehatan, perumahan dan juga lainnya. Sehingga jangan membuat bingung masyarakat dengan menjanjikan sesuatu atau jaminan seperti kartu yang tidak jelas peruntukannya dan sumber dananya.
“Harus ada kriteria, diberikan kepada siapa, apa warga miskin atau yang mampu juga itu harus jelas,” tukasnya.
Janji politik yang menggratiskan itu tentu berbeda dengan visi misi dari Paslon Hermus Indou dan Edy Budoyo. Program HEBO adalah pemerintah hadir untuk bagaimana menyiapkan program kerja yang mendidik dan membangun rakyat Papua, sehingga kedepan bisa bersaing dan tidak dibodohkan.
“Dengan bisa bersaing dan Mandiri, maka jelas akan menjadi tuan di negeri sendiri bukan meninabobokan warga. Karena hanya orang sakit dan bayi yang tunggu disuap, tentu ini sangat disayangkan,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat tidak mudah percaya dengan janji atau sesuatu yang menggratiskan. Apalagi kerja sama dgn pihak ketiga yang bilang gratis itu tdk mungkin, karena setiap investor yang sudah menanamkan sahamnya pasti ingin mencari keuntungan.
“Masyarakat harus pintar mengarahkan hak pilihnya supaya tidak menyesal. Tapi saya percaya masyarakat sudah pintar menentukan pilihannya,”tandasnya.(me)