MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Sebanyak 1000 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, terancam cuti semester, akibat pembatasan dan pemblokiran internet diwilayah Papua Barat, lebih khusus di Kabupaten Manokwari.
“Kami menyayangkan sikap Kominfo, yang belum membuka akses Internet, karena kondisi ini membuat mahasiswa tidak bisa mengurus proses registrasi daftar ulang, sedangkan persiapan kuliah 15 September 2019 mendatang,” kata Ketua STIH Manokwari Philep Wamafna, SH, MH, Minggu (8/9/2019).
Dia menuturkan saat ini, mahasiswa, dosen, maupun staf tidak terpengaruh dengan kondisi daerah dan tetap lalukan tugas belajar mengajar seperti biasa. Namun mereka terkendala dalam proses registrasi berbasis online.
“Sistem akademik menuntut mahasiswa registrasi secara online, sebab terkoneksi secara otomatis dengan pangkalan data perguruan tinggi. Jadi ketika sistem pangkalan data Kementerian Dikti ditutup, sementara kita di daerah masih offline, tentu yang korbannya adalah mahasiswa. Mereka dinyatakan cuti semester,” ucapnya.
“Kita kuatir kalau sistem informasi komunikasi masih bermasalah, dapat mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan proses registrasi ulang,” terangnya.
Selain itu, dia menambahkan dalam waktu dekat, STIH akan mengurus proses akreditasi, sementara data bersumber dari managemen perguruan tinggi secara online.
“Bagaimana tim Akreditasi akan menggunakan data kita di sistem online, sementara akses Intenet belum normal. Ini juga jadi soal, dampaknya sangat besar kaitannya dengan pengelolahan perguruan tinggi,” jelasnya.
“Kami sangat berharap pemerintah dapat mengaktifkan secara utuh sistem telekomunikasi agar mampu mendukung operasional kampus,” harapnya.
Sesuai informasi, Pemprov Papua Barat telah menyurati Kementerian Kominfo untuk mengaktifkan kembali akses internet. Pasalnya, akses Internet belum normal sejak diblokir pascarusuh dalam unjuk rasa yang memprotes tindakan persekusi dan rasisme bagi mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.(me)
