MANOKWARI, JAGATPAPUA.com -Tokoh Perempuan Papua, Anike Tance Hendrika Sabami mengatakan Pemkab Manokwari belum menyediakan Gedung karantina terpusat untuk pasien penderita Covid-19.
Tentunya ini persoalan yang harus diseriusi, karena secara langsung membuat kehidupan masyarakat Orang Asli Papua (OAP) semakin terancam terinfeksi Covid-19.
“Kalau pemerintah tidak mau masyarakat OAP yang sehat juga ikut terinveksi Covid-19 akibat transmisi lokal, maka perlu bangun tempat karantina terpusat. Pemerintah harus tegas dalam mengambil langkah, apalagi penyakit ini sangat serius,” ungkapnya.
Selain itu, dia juga menyarankan agar Pemkab Manokwari harus tegas dalam mengambil dan menyiapkan terobosan baru dalam menutup penyebaran Covid-19. Sehingga dapat menyelamatkan kehidupan masyarakat OAP di Manokwari.
“Di Papua Barat, jumlah OAP sangat sedikit tidak mencapai 100 persen dan hanya 47-50 persen penduduk. Hidupnya juga masih kental dengan adat dan budaya masing-masing. Apalagi dalam satu rumah bisa dihuni oleh 5 bahkan 10 Kepala Keluarga (KK),” ucapnya.
“Tentu ini ancaman, karena dengan jumlah KK dalam satu rumah itu, satu saja yang terinfeksi maka yang lain akan ikut terinfeksi. Jangan sampai OAP yang memiliki tanah ini hilang dari atas tanah miliknya sendiri, hanya akibat kelalaian pemerintah daerah,” sambungnya.
Anike, yang juga pencetus buku Ideologi Gender Terhadap Citra Perempuan OAP Dalam Berpolitik, mengaku untuk menyelamatkan OAP, harus diproteksi dari sekarang, dengan langkah-langkah yang diambil oleh Pemda salah satunya siapkan tempat karantina terpusat.
“Orang dengan Covid-19 pasti akan sembuh dan itu sudah terbukti, asalkan ditangani secara serius,” tukasnya.
Dia juga mengatakan berdasarkan rilis Satgas Covid-19, orang dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) di Papua Barat, sudah mencapai seribuan lebih. Ini yang harus segera diproteksi, serta Satgas harus terbuka dalam memberikan informasi secara terinci kepada masyarakat melalui para insan pers.
“Identitas yang masuk dalam kategori Corona harus diprotek secara jelas, jangan dirahasiakan, dan juga kalau belum ada tempat karantina terpusat, perlu ada alternatif lain, bisa menggunakan gedung pemerintah yang masih kosong, sehingga penanganannya juga terpusat,” ujarnya.
Sementara itu, dia menambahkah isolasi mandiri dirumah juga tidak akan menjamin dapat menghentikan penyebaran penularan Covid-19.
“Beberapa hal lain yang juga harus diperhatikan, yaitu pemenuhan kebutuhan fasilitasi para medis, dokter maupun suster, serta peran kepala suku dalam mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat sukunya masing-masing, baik suku nusantara maupun Papua supaya masyarakat juga selalu waspada,” sebutnya.
“Lembaga kultur baik MRPB dan DPR Provinsi maupun Kabupaten/kota juga harus terus bersuara, karena satu orang Papua mati itu sama saja seribu yang mati karena kami sedikit,” tandasnya.(me)