Fokus pada Lapangan Pekerjaan, Pabrik Coklat Ransiki Tidak Dituntut PAD

RANSIKI, JAGATPAPUA.com — Sekretaris Daerah (Sekda) Manokwari Selatan (Mansel) Hengky Tewu menuturkan, Pemda Mansel tidak menuntut Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Pabrik Coklat Ransiki.
Sebab kata Tewu, fokus utama dari difungsikan kembali Pabrik Coklat Ransiki tersebut adalah untuk bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Mansel.
“Pertama perkebunan coklat seluas 4 ribu hektare itu milik Pemda. Yang kita susun rencana pengembangan itu hanya untuk membuka lahan sebanyak mungkin untuk pengembangan orang yang kerja, itu untuk membuka lapangna pekerjaan, guna mengatasi pengangguran,” tuturnya.
Dipaparkan Tewu, saat penandatanganan notaris Pemda Mansel bersama PT Cokran, Pemda Mansel tidak akan mengambil deviden.
“Karena nanti kita jual itu ke NJO. Bukan kita saja yang subsidi ke PT Cokran. Ada juga bantuan dari Bank Belanda, yang tahun ini dikasih bantuan Rp2 miliar. Sementara dari Pemda Mansel bantuan ke sana itu Rp4 miliar tahun ini,” ungkapnya.
Lanjut Tewu, 3 tahun mendatang, PT Coklat akan berdiri secara mandiri, sehingga tidak akan ada lagi subsidi dari Pemda Mansel.
“Kita perbarui janjinya lagi untuk tiga tahun mendatang. Karena kalaupun kebun itu kita tidak kasih ke Cokran, kebun itu kita harus rawat. Karena itu aset yang kita perjanjikan dengan Kemenkeu, pada saat Kemenkeu serahkan lahan itu ke Pemda Mansel. Janji kita sebagian untuk Bandara, sebagian untuk lokasi pembangunan kantor, dan sebagian untuk pengembangan coklat. Nilai dari lahan tersebut yang diserahkan pemerintah pusat ke kita itu Rp6 triliun. Karena itu kita harus keluar uang untuk rawat itu. Karena setiap tahun Kemenkeu selalu pantau perkembangannya,” terangnya.(jp)Â