MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Pulau Mansinam merupakan output sebagai peradaban orang Papua dan sejak 1855 Injil masuk di tanah Papua, terlebih Papua Barat, khususnya Manokwari adalah maskot dikenal sebagai kota Injil. Namun sayangnya, kita tidak bisa mencerminkan akan Injil, untuk diteladani orang lain.
Hal ini diungkapkan, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, pada kegiatan peletakan batu pertama, Pembangunan Gedung Gereja Kingmi Kairos, sekaligus perayaan HUT ke-24 tahun di kompleks Swapen Manokwari, Selasa (21/05/2019).
Dominggus mengatakan, kita harus menjadi teladan bagi orang lain, yang berkunjung maupun menetap di kota Manokwari, karena Manokwari tidak hanya dikenal dengan kota buah – buahan, tetapi terkenal akan julukkanya sebagai kota Injil.
“Saat ini Provinsi Papua sudah menerapkan Perda Miras, khusus untuk Provinsi Papua Barat, sesuai dengan Rapat Kerja (Raker) Bupati/Wali Kota, telah ditetapkan dan menjadi keputusan bersama untuk menerapkan Perda Miras tersebut,” terang Dominggus.
Lanjut Dominggus, berbicara akan Miras, saat ini mungkin banyak pihak yang sakit hati, bahkan menjuluki saya sebagai Bapak Miras.
“Namun demi kebaikan generasi bangsa, saya tidak akan berhenti bahkan bosan untuk terus mengumandangkan, pelarangan akan Miras di Provinsi Papua Barat,” tegas Dominggus.
Selain larangan miras, Dominggus juga menghimbau kepada generasi muda Papua, untuk tidak melakukan seks bebas, narkoba, KDRD serta penggunaan lem fox / aibon.
Terkait dengan Pembangunan Gedung Gereja Kingmi Kairos, sesuai dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat, pihaknya pada dasarnya akan membantu namun semua itu akan disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.
Sementara itu Ketua Sinode Kingmi Se-Tanah Papua Pendeta Dr. Benny Giyai, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Gubernur Papua Barat, dalam acara tersebut dan siap membantu proses pembangunan Gedung Gereja Kingmi Kairos.
Di tempat yang sama, Jemmy Pigome, ST dalam Laporan Ketua Panitia memaparkan Gedung Gereja Kingmi Kairos telah berdiri dan melakukan pelayanan di Kabupaten Manokwari, sejak tanggal 21 Mei 1995 lalu, dan hari ini tepat berusia 24 tahun.
“Dengan kondisi gereja yang sudah dimakan usia dan jemaat yang bertambah banyak, sehingga Jemaat Kingmi Kairos membutuhkan gedung yang memadai, guna melakukan ibadah maupun pelayanan di daerah ini, khususnya Manokwari,” terangnya.
Sesuai dengan RAB, Pembangunan Gedung Gereja Kingmi Kairos, menghabiskan dana sebesar 7 milyar rupiah dengan luasan gereja sebesar 1.250 Meter Persegi.(el)