SORONG,JAGATPAPUA.com-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Papua Barat Dance Sangkek mengapresiasi capaian dan progres pelaksanaan PROSPPEK Otsus yang sudah berjalan di Papua Barat.
Hal itu diungkapkan Sangkek saat menyampaikan sambutannya pada kegiatan rapat koordinasi (Rakor) Sekber yang diadakan di Kota Sorong, Senin (24/1/2022), di Hotel Swissbel kota Sorong.
Rakoor Sekber itu berisi agenda pemutakhiran data dan pelaporan tentang progres pelaksanaan PROSPPEK Otsus di Kabupaten Sorong.
Sangkek mengatakan, pelaksanaan PROSPPEK Otsus dengan pendataan yang diberi nama Sistim Administrasi Informasi Kampung plus (SAIK+) adalah sebuah langkah brilian untuk mencapai tujuan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Sorong, khususnya Orang Asli Papua (OAP).
Pernyataan ini kata Sangkek, didasarkan pada kenyataan bahwa pendataan SAIK+ menghasilkan data terpilah, utamanya data antara OAP dan Non OAP. Data ini juga sangat akurat karena prosesnya dilakukan dari rumah ke rumah oleh para kader kampung, sehingga dapat menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan pembangunan di kampung.
Sementara data terpilah yang sangat spesifik ini juga diapresiasi oleh Ika Rusinta Widiasari, perwakilan dari BPS Papua Barat. Menurutnya, data menjadi elemen paling penting yang bisa digunakan untuk memperbaiki tingkat kemiskinan di Papua Barat.
Menurut data BPS, sebenarnya terjadi tren penurunan kemiskinan di Papua Barat, namun akibat Pandemi Covid-19 jumlah penduduk miskin mulai merangkak naik, karena itu diperlukan upaya lebih besar dalam menurunkan kemiskinan di provinsi ini di tengah pandemi yang masih membayangi.
“Salah satu caranya menurut Ika adalah dengan pemanfaatan data SAIK+ yang termasuk bagian dalam program PROSPPEK Otsus,”tandas Ika
Selain itu, dalam paparan Wakil Ketua Sekber Kabupaten Sorong, Ellisa M.H. Ulimp bahwa cakupan pendataan SAIK+ di Kabupaten Sorong memang baru mencapai angka 23,87% dengan jumlah penduduk 26.580 jiwa. Dari jumlah tersebut, 66% adalah OAP dan sisanya adalah non OAP.
Cakupan SAIK+ yang baru mencapai angka 23,87% ini menurut Ellisa Ulimpa akibat beberapa kendala. Salah satunya adalah karena faktor geografis Kabupaten Sorong yang cukup berat dan kurangnya jaringan internet di kampung. Padahal, program SAIK+ sangat membutuhkan jaringan internet yang stabil dalam proses pemasukan datanya.
Meski begitu, menurut Ellisa pihaknya terus melakukan upaya untuk menjawab semua tantangan tersebut karena menurutnya data SAIK+ ini berperan penting dalam perencanaan pembangunan, khususnya di tingkat kampung.
Karena itu pula, Ellisa Ulimpa dan anggota Sekber PROSPPEK Otsus Kabupaten Sorong berkomitmen untuk terus melanjutkan pelaksanaan program ini di Kabupaten Sorong. Satu hal yang harus dibenahi oleh Sekber PROSPPEK Otsus Kabupaten Sorong adalah di perihal pendanaan yang mengalami perubahan mekanisme seusai UU Otsus yang baru.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh anggota Sekber yang terdiri dari berbagai OPD terkait yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program PROSPPEK Otsus di Kabupaten Sorong.
Hadir juga Kabid Perencanaan Otsus BAPPEDA Papua Barat, Legius Wanimbo yang sekaligus juga ketua harian Sekber PROSPPEK Otsus Papua Barat, serta perwakilan dari Badan Pusat Statistik Papua Barat dan perwakilan dari Dinas Dukcapil Papua Barat.(jp/adv)