MANOKWARI,JAGATPAPUA.com– Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Provinsi Papua Barat, menggelar Audiensi bersama Bupati Manokwari, Hermus Indou SIP.,MH terkait potensi dan pengembangan SDM dibidang Pertanian.
Direktur Polbantan Manokwari Purwanta mengatakan, pertemuan yang di lakukan bersama Bupati Manokwari untuk mengkoordinasikan tugas-tugas utama pendidikan terkait dengan pengembangan SDM khususnya di bidang pertanian diwilayah Papua maupun papua barat secara umum dan khususnya Manokwari.
Pada pertemuan terbatas tersebut juga, pihaknya melaporkan fungsi tambahan yang di bebankan oleh Menteri Pertanian. Diantaranya mengenai program unggulan, program utama Kementerian Pertanian terkait dengan BPTP ( Pengkajian Teknologi Pertanian ) kostratani ( Komando strategi pembangunan pertanian ) yang akan di optimalkan pelaksanaannya.
“Juga terkait pertumbuhan petani Milenial, Menteri mempunyai target 2,5 juta petani milenial dimasa kepemimpinannya selama lima tahun kedepan, sehingga harapannya ada dukungan dari Bupati sehingga ada kontribusi, karena salah satu pabriknya ada di Polbangtan,” ungkapnya.
Sementara Kepala BPTP Demas Wamaer dalam pertemuan tersebut menyampaikan kepada Bupati terkait pengembangan Kopi yang berada di Mokwan yang masuk wilayah kabupaten Manokwari.
Selain itu juga di sampaikan Demas mengenai pengembangan padi varietas baru yang sudah dikembangkan di distrik prafi yakni varietas padi Inpari.
” Untuk mendapat komoditas yang baik dari waktu ke waktu maka perlu ada varietas yang baru agar kualitas semakin baik, kami juga mendapat dukungan dari badan Litbang,” ucap Demas
Aser Rouw selaku Peneliti Agrokliman dan koordinator program di BPTP Papua barat menambahkan sejak tahun 2001 kami sudah mendorong varietas baru dan kami melakukan intervensi mulai dari sistem tanam, teknologi pemupukan, sehingga produktivitas ( provitas ) lebih baik, sehingga mulai dari pendampingan sampai saat ini kami masih terus membantu.
” Untuk Inpari saat ini kita memiliki Inpari 30,32, dan 34 yang sekarang mulai berkembang di lapangan dan mulai diminati oleh masyarakat petani, dan sumber benihnya kita dapat dari Litbang, pendampingan itu akan terus menerus tetap kita lakukan, tetapi tentunya kolaborasi sinergi dengan pemerintah daerah itu penting,” pungkasnya.(JP/alb)