MANOKWARI,JAGATPAPUA.com— Pj Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (purn) Drs Paulus Waterpauw M.Si diwakili Staf Ahli Gubernur Niko Utung Tike membuka secara resmi Musyawara III DPD Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) Papua Barat dan Musda II Asosiasi profesionalis elektrikal, mekanikal Indonesia (APEI) Papua Barat.
Musda III AKLI Papua Barat itu digelar di Inggandi Beach Restaurant Manokwari, Kamis (17/11/2022) mengusung tema “AKLI dan APEI Papua Barat bangkit bersama membangun infrastruktur kelistrikan di tanah Papua barat”.
Turut Hadir, Ketua Umum DPD AKLI Papua Barat Alexander Irsiandi, Ketua Umum DPP AKLI dan PP APEI Puji Muhardi. Kapolda Papua barat diwakilkan Dirkrimsus Polda Papua barat Kombes Pol Romylus Tamtilahitu, Perwakilan General Manager PT.PLN Persero Manokwari, perwakilan Pangdam XVIII Kasuari Papua Barat dan DPC AKLI Se- Papua Barat.
Pj Gubernur mengatakan, sektor tenaga kelistrikan merupakan bagian strategis karena memiliki keistimewaan dan keutamaan dalam hal kompetensi tenaga kelistrikan.
Sektor ini bukan hanya suatu kerjasama yang harus dicapai namun merupakan suatu kebutuhan mengingat instruksi Presiden Jokowi tentang krisis energi pangan dan finansial akan membebani pergerakan ekonomi di tahun 2023 yang harus diwaspadai.
Untuk itu, kekompakan harus terbangun mulai dari pusat hingga ke daerah, karena tenaga listrik ini sangat dibutuhkan.
“Kalau kita ingin industri di Papua Barat berkembang, maka UMKM yang ada di kampung semuanya juga harus ikut berkembang,”kata Pj Gubernur
Namun diketahui bersama bahwa pasokan tenaga listrik di Provinsi Papua Barat masih sangat minim, bahkan hampir 90% pemanfaatan energi di sektor kelistrikan masih menggunakan bahan bakar minyak atau BBM.
Juga masih menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel atau PLTD yang berbahan bakar minyak.
Ia menuturkan, Provinsi Papua Barat memiliki potensi Energi dan Sumber daya mineral yang besar, tetapi potensi tersebut belum ditangani secara optimal.
Selama ini masih memanfaatkan energi fosil khususnya minyak batubara serta gas bumi yang merupakan sumber energi yang tidak terbarukan.
Padahal Provinsi Papua Barat sebagai daerah penghasil gas terbesar di Indonesia tetapi mengalami krisis energi, terbukti sering terjadi pemadaman listrik dan kelangkaan BBM.
Diketahui selama ini, penghasil energi terbesar di Papua barat berasal dari produksi gas di sumur tangguh Bintuni namun hasil produksinya sebagian besar digunakan untuk ekspor kebutuhan energi yang semakin meningkat dan disertai dengan menipisnya cadangan Migas yang menyebabkan setiap wilayah mencari sumber energi alternatif untuk dikembangkan.
“Untuk itu selaku pemerintah Provinsi Papua Barat saya berharap kontraktor yang tergabung dalam AKLI mampu menyediakan daya listrik yang ekonomis bagi masyarakat secara mandiri dan tidak bergantung pada program pemerintah Semata,”harap Pj Gubernur
Keterbatasan daya listrik ini hendaknya dijadikan peluang bagi para kontraktor anggota AKLI agar mampu menyediakan daya listrik yang ekonomis dengan membangun pembangkit listrik menggunakan bahan bakar alternatif atau bahan bakar terbarukan dan konservasi energi yang potensinya cukup besar di tanah Papua.
Pemanfaatan sumber energi terbarukan bersifat lokal dan tidak ekonomis jika ditransportasikan antar wilayah, kondisi ini menyebabkan pengembangan sumber energi terbarukan sangat cocok dalam peningkatan pemanfaatan energi di wilayah terpencil dan terisolasi.
Dengan demikian pemanfaatan sumber daya energi lain yang berasal dari gelombang laut angin air dan matahari dapat dinikmati masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi listrik.
Gubernur juga mengingatkan kepada pelaku pekerjaan listrik di lapangan yang berkaitan dengan kualitas pekerjaan Tolong sampaikan kepada seluruh anggota bahwa kualitas pekerjaan ini akan sangat menentukan nantinya kalau ada standarisasi internasional maupun SNI.
“Jadi harus bekerja dengan kemampuan personil peralatan dan material kerja yang terbaik karena mau tidak mau dalam era keterbukaan seperti ini standar-standar itu pasti akan muncul Siapa yang punya kualitas baik harganya efisien dan kecepatan pekerjaan bisa dilakukan itu yang akan menang,”cetusnya.
Ia pun optimis AKLI dan APEI dari sisi skill memiliki kemampuan yang baik yang tidak kalah andal dengan kontraktor listrik di daerah lainnya di Indonesia.
Ia mengingatkan, menjelang Natal dan Tahun baru antisipasi perlu dilakukan, karena kebutuhan listrik masyarakat meningkat untuk itu diharapkan tidak adanya pemadaman di seluruh wilayah Papua Barat.
Pada prinsipnya Pemprov Papua Barat selalu mendukung seluruh Upaya pengembangan ketenaga listrikan sebagai salah satu Barometer guna memacu perkembangan ekonomi daerah serta untuk menyambut kedatangan investor dalam pembangunan di Provinsi Papua Barat.
Kepengurusan baru DPD AKLI Papua Barat dan APEI Papua Barat yang akan terbentuk nanti bisa menjadi ujung tombak bagi pembangunan kelistrikan di Papua Barat.(jp/ask)