MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Musyarawah Besar (Mubes) pertama Suku Byak, resmi digelar, Jumat (11/6/2021) di Manokwari.
Mubes yang akan dilaksanakan, hingga Sabtu (12/6/2021) ini mengusung tema, “Reposisi Masyarakat Byak Untuk Mewujudkan Eksistensi Kobe Oser dalam Menghadapi Era Globalisasi”.
“Mubes hari ini berbeda dengan Mubes sebelumnya, karena saat ini, orang Biak berbicara bukan untuk Biak masa lalu tetapi orang biak berkumpul dan berbicara tentang orang Biak di masa depan,” kata Ketua Pelaksana Mubes I Suku Byak Provinsi Papua Barat, Filep Wamafma.
Mengawali pelaksanaan Mubes Filep yang juga merupakan anggota DPD RI Perwakilan Papua Barat ini, mengatakan orang Biak saat ini tersebar diseluruh tanah Papua dan memiliki sifat setia dalam menjalankan perintah yang dikepercayakan. Bahkan nyawa bisa menjadi taruhan demi menyelamatkan sukunya.
“Orang Biak, harus keluar dari hutan, dia harus membawa masyarakatnya keluar dari negerinya meskipun harus mempertaruhkan nyawanya, keluarganya dan hartanya,” sebutnya.
“Jadi kehadiran orang Biak di provinsi Papua Barat, tidak dengan kapal putih bukan juga dengan kapal feri, tetapi orang biak di tuntun oleh para leluhurnya keluar dari Pulau Biak untuk menjadikan semua orang di seluruh tanah Papua menjadi orang-orang yang hebat,” sebutnya.
Meski begitu, lanjut Filep saat ini banyak orang Biak yang menangis, terpojokan, mengemis kemana mana, dan orang Biak mulai kehilangan kepercayaan kepada siapa-siapa dan hampir suku-suku di Papua Barat.
“Dimana saja tolak orang Biak, orang Bpiak mau kemana lagi kami tidak bisa gali tulang belulang moyang kami, kita tidak bisa membangkitkan kami punya nenek moyang yang hidup pada jaman itu, dan bapak Gubernur sebagai salah satu ahli waris yang memberikan makan bagi orang Biak saat kelaparan,” jelasnya.
Selain itu, Filep menuturkan kalau Suku Biak tidak keluar pasca kelaparan di Pulau Biak, maka hari ini tidak akan ada orang Biak di seluruh penjuru Papua dan Papua Barat, Tidore Halmahera sampai ke Pasifik, namun keluar dengan keyakinan bahwa dituntun oleh Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga orang Biak masih ada sampai saat ini.
“Kita sudah bawa Suku-suku di Papua untuk mengenal Injil dan pendidikan. Dan saat ini tugas Suku Biak yang paling berat adalah harus membawa Suku Biak dan lainnya diseluruh tanah Papua agar mengenal pengaruh era globalisasi dan tantangan yang akan datang,” ucapnya.
“Ini yang harus kita lakukan secara bersama, karena kita sudah tidak bisa berjalan lagi sendiri, sekarang Papua membutuhkan Mambri-Mambri berdiri teguh lurus kedepan, sehingga para Mambri harus berdiri paling depan untuk menyelamatkan semua suku yang ada di tanah Papua,” tutupnya.(jp/alb)