MANOKWARI,JAGATPAPUA.com – Ruth Dolly Pagawak (20 tahun) satu perempuan asli Papua di Manokwari yang terkonfirmasi negatif setelah dua kali pemeriksaan swab, akhirnya bisa pulang bertemu bayi, dan keluarganya pada Sabtu sore kemarin, dari ruang karantina RS.Provinsi Papua Barat.
Dolly Pagawak tak sendiri, dia bersama dua pasien lainnya atas nama H.Abdullah Appe (62 tahun) dan La Marra (65 tahun) yang juga dinyatakan sembuh dari Corona. Ketiganya dilepas resmi oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan.
Dengan tetap memakai masker, menggenggam erat sebuah map ukiran cenderawasih berisi surat keterangan sembuh dari Corona bersama serangkai bunga yang diberikan oleh dokter perawatnya, Dolly Pagawak mengatakan bahwa sembuh dari Corona atas izin dan kuasa Tuhan.
“Ini semua karena kasih karunia Tuhan Yesus, saya dinyatakan sembuh dari Corona,” ujar Pagawak.
Selama dirawat sebagai pasien positif Corona, sedikitpun Pagawak tak luput dari anjuran dokter dan tim medis yang merawatnya. Dia pun akui, menjalankan anjuran pemerintah dan tenaga medis selama dirawat sebagai pasien postitif Corona, sangat penting. Karena dengan begitu, kekebalan tubuh (imun) akan lebih kuat untuk melawan virus.
“Selama dirawat, saya rutin konsumsi vitamin, dan patuh pada anjuran dokter. Saya juga tidak stress, dan saya punya keyakinan bahwa saya pasti sembuh,” katanya.
Sejak dinyatakan positif Corona pada pertengahan bulan April, Pagawak tidak mengalami gejala paling berat seperti sesak nafas, dia mengaku hanya mengalami gejalan ringan seperti batuk dan pilek.
“Untuk gejala paling berat seperti sesak nafas itu tidak ada. Saya hanya pilek dan batuk ringan saja,”katanya.
Sebagai perempuan Papua yang pertama sembuh dari Corona di Papua Barat, Pagawak berpesan kepada masyarakat terutama orang asli papua, agar tidak menganggap Corona sebagai sesuatu yang biasa, tapi juga tak harus panik yang berlebihan.
“Intinya, kita harus tetap waspada. Pakai masker, rajin cuci tangan dan istirahat yang cukup. Virus ini tidak kita lihat untuk kita bisa hindari, maka ikutilah semua anjuran kesehatan yang disampaikan pemerintah, dan jangan pernah luput dari do’a memohon pengampunan dan kesembuhan dari Tuhan,” pesannya.
Pagawak berkisah, bahwa sempat tidak percaya saat hasil pemeriksaan swabnya terkonfirmasi positif Corona, karena dia masih dalam masa nifas (pasca persalinan). Atas izin dan support suami, Pagawak akhirnya bersedia bersama bayinya untuk menjalani perawatan awal di RS. Manokwari secara terpisah sebelum Pagawak menjalani karantina lanjutan di RS.Provinsi Papua Barat, sejak 1 Mei lalu.
“Awalnya saya tidak percaya kalau saya positif Corona, dan saya baru saja bersalin anak pertama yang usianya belum sampai enam minggu. Jadi waktu saya dan bayi dijemput dari Distrik Warmare ke RS. Manokwari, saya dan bayi dirawat terpisah,”katanya.
Ibu muda ini, berterima kasih kepada tim medis karantina RS.Provinsi Papua Barat, yang melayani dia dan pasien positif lainnya dengan tulus, tak mengelan lelah serta memberikan semangat dan motivasi.
“Secara pribadi, saya berterima kasih kepada tim medis, dokter dan semua yang terlibat dalam tim karantina di RS.Provinsi Papua Barat. Mereka adalah orang-orang yang berhati mulia, karena selama kami dirawat, tak sedikitpun kami dikucilkan. Mereka ramah, dan selalu beri motivasi, sehingga kami tetap semangat sampai bisa dinyatakan sembuh,” tutur Pagawak, mengakhiri.
Informasi yang dihimpun dari Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat, bayi dari Ruth Dolly Pagawak, saat ini masih menjalani perawatan di RS.Manokwari, ditangani oleh tenaga dokter spesialis anak. Sang bayi, dinyatakan negatif dari Corona sejak awal pemeriksaan, sehingga perawatannya pun terpisah dari Ibunya.(akp)