MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Kepala suku Maybrat di Manokwari, Marthen Nauw, tidak terima dengan ulah sejumlah oknum masyarakat yang menggunakan kain timur sebagai alas kaki saat menjamu salah satu paslon kandidat Pilkada di Manokwari.
“Kain timur adalah harkat dan martabat orang Maybrat. Seakan mereka tidak memahami budaya dan makna dari kain timur bagi masyarakat Maybrat,” ujar Marthe, Kamis (8/10/2020)
Dikatakan Marthen, Kemarahannya bukan terkait dengan dukungan politik yang diberikan, melainkan sikap masyarakat yang mengatasnamakan warga Maybrat yang melakukan prosesi itu.
“Kami lihat menurut adat Maybrat ada kejanggalan, kami tidak tahu mereka tau adat atau tidak, karena sudah membuat harga diri dan jati diri orang Maybrat seperti hilang,” tuturnya.
Menurutnya, soal hak politik siapapun tidak melarang, itu menjadi kebebasan, tetapi adat istiadat harus dijunjung tinggi.
Dia mengaku bersama sejumlah pihak intelektual dan kesukuan Maybrat akan mengunjungi lokasi tersebut untuk mempertanyakan langsung hal itu kepada masyarakat.
“Kalau pilihan politik itu sah-sah saja, tidak boleh di intervensi oleh siapapun dan menjadi hak masyarakat. Tetapi kain timur adalah harkat dan martabat orang Maybrat,” tandasnya.(me)