MANOKWARI, JAGATPAPUA.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pelepasan ekspor produk Indonesia ke pasar global. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia.
Pada kegiatan itu, Papua Barat termasuk salah satu provinsi yang mengikuti pelepasan secara virtual, dari Pelabuhan Manokwari, Jumat (4/12/2020).
Pelepasan ini dihadiri Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani, Pjs. Bupati Manokwari Robert Rumbekwan, Pjs. Bupati Manokwari Selatan Musa Kamudi serta perwakilan dari UKM dan Non UKM di Manokwari.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan Indonesia mengalami ketinggalan di dalam ekspor. Namun hal itu jangan membuat kita pesimis, tetapi harus mulai melakukan langkah perbaikkan, pembenahan dalam reformasi besar-besaran terhadap ekosistem usaha bagi exportir kita.
“Adanya ekspor ini membantu pelaku usaha tumbuh dan membuka lapangan kerja, serta untuk menghasilka devisa dan mengurangi devisit transaksi ditengah Pandemi dan ekonomi global yang sedang lesu,” ungkap Presiden.
Presiden melanjutkan kita tidak boleh menyerah, namun kita harus lebih jeli, melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar di negara-negara yang juga sedang mengalami Pandemi Covid-19.
“Potensi kita masih sangat besar. Dari sisi keragaman prodak, kreatifitas dan kualitas dari sisi volume dan tujuan negara export. Kuncinya kita harus pro aktif dan jangan pasif,” sebut Presiden.
Selain itu, Presiden juga mengaku, potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak masih sangat besar. Bahkan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor.
“Saya beri contoh dalam ekspor kopi, tahun 2019 Indonesia merupakan produsen kopi terbesar nomor 4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Namun Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar kopi yang ke-8 di dunia, kalah dengan Brazil, swiss, Jerman, Kolombia bahkan oleh Vietnam,” jelasnya.
Untuk itu, Presiden berharap agar satu persatu persoalan yang menghambat kinerja ekspor tersebut perlu dicermati dan dicarikan solusi serta regulasi yang rumit perlu segera sederhanakan.
“Prosedur birokrasi yang menghambat untuk segera dipangkas dan percepat negosiasi perjanjian kemitraaan ekonomi komprehensif CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), terutama dengan negera potensial yang menjadi pasar produk ekspor Indonesia, sehingga pasar eksport kita semakin luas,” tukas Presiden.(me)