MANOKWARI.JAGATPAPUA.com – Ruas jalan trans Papua Barat, yang menghubungkan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni, tepatnya di Kampung Mameh, Distrik Tahota, tak lagi diklaim sebagai jalan milik perusahan.
Pasalnya, jalan yang dirintis oleh perusahan kayu, PT. Mamberamo tersebut telah diserahkan ke pihak pemerintah, karena jalan ini telah digunakan sebagai jalan umum.
“Sudah ada kesepakatan yang difasilitas kantor Staf Presiden tahun 2015, namun baru direalisasikan tahun 2018. Jadi Perusahaan akan buat jalan baru untuk kepentingan logging, sedangkan jalan umum ini ditingkatkan pengaspalan oleh Balai Jalan Nasional,” kata Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat, Hendrik Runaweri, Kamis (13/6/2019).
“Saya juga hadir pada pertemuan itu. Jadi pengerjaan itu seharus sudah dilakukan Maret 2019 lalu. Namun untuk kelanjutannya saya tidak tau, karena teknis pekerjaan ada di Balai jalan,” ujar Runaweri.
Menurutnya, pada kesepakatan tersebut, pihak perusahaan akan membuka jalan baru sepanjang 5 Kilometer, namun belum bisa dikerjakan karena masih menunggu ijin Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2019 belum dikeluarkan.
“Jadi pihak perusahaan tidak keberatan membuka jalan baru untuk kepentingan logging, dan pembukaan jalan baru ini sudah dirintis. Hanya tinggal menunggu RKT saja,” sebut Runaweri.
Ia mengaku untuk ijin operasi perusahaan kayu tersebut akan berakhir di tahun 2022.
“Untuk perpanjangan tergantung hasil evaluasi. Kementrian LHK keluarga Ijin Usaha Pemanfaatan dan Pengelolaan Hasil Hutan, sedangkan kita hanya mengeluarkan RKT,” ucap Runaweri.
“Ada sekitar 22 perusahaan kayu di jalur trans Papua Barat, yang menyatakan siap menyerahkan jalan ke pemerintah, bila jalan yang dirintis digunakan untuk kepentingan umum,” tutup Runaweri.
Sesuai catatan, kondisi jalan Trans-Papua Barat yang menghubungkan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni ini rusak parah.
Kerusakan jalan terparah terletak di Kampung Mameh, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan. Di titik itu, jalan sangat berlumpur dan sulit untuk ditembus. Banyak genangan air serta kondisi jalan berbecek.
Hal ini membuat ruas jalan nasional tersebut sulit dilewati oleh mobil, meskipun sudah menggunakan mobil dobel gardan atau 4WD.(red)