MANOKWARI,JAGATPAPUA.com— Negara Indonesia masuk dalam urutan ke – 3 di Dunia yang frekuensi bencana alam tertinggi akibat perubahan iklim.
Hal ini menjadi fokus perhatian presiden RI Joko Widodo sehingga mengarahkan seluruh daerah di Indonesia untuk Siaga dan waspada.
“Arahan Presiden ini viral di media sosial. Dunia sedang khawatir dengan bencana alam akibat perubahan iklim. Ini lebih mengerikan dari pada pandemi Covid-19 dan peristiwa peperangan,”ungkap Pj Gubernur Papua Barat, Drs Paulus Waterpauw M.Si, Senin (6/3/2023) dalam arahannya pada Apel gabungan ASN, di Kantor Gubernur.
Ia menerangkan, patahan bumi terakhir diperkirakan di perairan Arafuru yang menyebabkan dampak besar di Indonesia bagian timur.
“Papua barat kita bersyukur ya karena gempa bumi tidak seperti di Jayapura. Sejak 2003 saya Kapolres Timika bahkan Kapolda Papua jarang terjadi gempa bumi di Jayapura tetapi hari sekarang puluhan bahkan ratusan kali gempa bumi terjadi di Jayapura,”bebernya
Sesuai data kata Waterpauw, 81 persen frekuensi bencana alam pada 2010 sebesar 1.945 dan di 2022 sebanyak 3.544.
Presiden mengingatkan pemerintah tak hanya mengurus bencana banjir, gunung berapi, tanah longsor, karena yang sering terjadi adalah gempa bumi.
“Sehingga kita diingatkan siaga dan waspada . Untuk bagaimana menyiapkan tahapan dan langkah – langkah pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana,”tandasnya
Tetapi realita, tambah Pj Waterpauw pemerintah hanya sibuk ditahap tanggap darurat padahal tahap pra bencana yang paling penting.
“Nanti kita buat konsep dan pelatihan-pelatihan dalam rangka menyiapkan petugas kita di tingkat kabupaten di Papua Barat,”cetusnya.(jp/adv)