HeadlineKab Teluk WondamaPemprov PBPendidikan

Gubernur Akui Kualitas Literasi Dasar Dan Pemerataan Guru Di Papua Barat Masih Rendah

WASIOR,JAGATPAPUA.com– Gubernur Papua Barat, Drs.Dominggus Mandacan mengakui masih banyak persoalan pendidikan di Tanah Papua khususnya Papua Barat yang harus menjadi perhatian serius pemerintah.

Seratus tahun Peradaban di Tanah Papua, adalah tonggak dari suatu proses bukan garis akhir. Perayaan Satu Abad Nubuatan Izaak Samuel Kijne ini menjadi cermin untuk menengok ke belakang, sekaligus kompas untuk melangkah ke abad kedua pendidikan di Tanah Papua.

Memang, banyak kemajuan telah diraih, akses sekolah makin terbuka, kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan meningkat, dan generasi muda papua tampil sebagai tenaga kesehatan, guru, wirausahawan, seniman, peneliti, dan pejabat publik.

Namun juga harus jujur mengakui masih ada pekerjaan rumah yang berkelit di pundak dan hati kita tentang kualitas literasi dasar yang masih rendah, pemerataan guru dan sarana yang timpang, keterhubungan digital yang terbatas, disparitas antar wilayah, serta relevansi pendidikan dengan ekonomi lokal.

“Disinilah peran pemerintah Provinsi Papua Barat melalui program prioritas sebagai wujud melaksanakan tiga pilar otonomi khusus yaitu Papua Cerdas, Papua Sehat, dan Papua Produktif,”kata Gubernur

Pemerintah provinsi di seluruh tanah papua telah berkomitmen dan memastikan setiap anak papua mendapatkan akses layanan pendidikan berkualitas, literasi dan numerasi yang kuat, serta pembinaan talenta hingga ke kampung-kampung.

Pemerintah memberikan kesempatan melalui penyediaan beasiswa dan afirmasi OAP. Perluas beasiswa berjenjang, afirmasi perguruan tinggi negeri, dan pendampingan talenta muda. kita ingin lebih banyak putra-putri papua menjadi dokter, perawat, guru, insinyur, peneliti, dan pemimpin masa depan.

Perayaan ini mengingatkan kita bahwa pendidikan adalah kerja bersama multi sektor, kolaborasi antara rumah, sekolah, rumah ibadah, kampus, pasar, dan kantor pemerintah.

Untuk itu, para guru terus menjadi teladan integritas dan kasih, orang tua dan komunitas menjadikan rumah sebagai sekolah pertama, dunia usaha membuka pintu magang dan membimbing pelajar, perguruan tinggi memperkuat riset terapan yang membantu pemda dan umkm, dan pemerintah menghadirkan kebijakan yang berpihak, anggaran yang cukup, serta layanan publik yang sederhana, cepat, dan bersih.

Dengan kolaborasi lintas multi sektor kita percaya mewujudkan tanah papua yang cerdas, berkarakter dan sejahtera dalam memasuki 2 abad.

“Mari kita menjaga Tanah Papua, menjaga Teluk Wondama dan Aitumieri sebagai rumah peradaban pendidikan, sebagai rumah yang damai, tempat ilmu dan iman berjalan beriringan, tempat anak papua bermimpi setinggi langit, tempat seruling tua bernyanyi tentang persatuan, tentang kasih. Biarlah nyanyian itu mengalun ke lembah dan pesisir, menyapa hati yang rindu ‘torang pintar torang hebat”ajak Dominggus.

Semoga seratus tahun kedepan ditandai dengan semakin banyak sekolah yang ramah, guru yang bahagia, murid yang merdeka, dan keluarga yang berdaya.

“Semoga pelita yang dinyalakan pada 25 oktober 1925 itu menyala lebih terang, menuntun kita melewati tantangan zaman, dan menerangi setiap kampung dari pesisir sampai pegunungan, sebab dari bukit Aitumieri lahirlah cerita, lahirlah harapan, lahirlah papua yang abadi,”harap Orang Nomor satu di Papua Barat ini.(jp/ask)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Hati-hati salin tanpa izin kena UU no.28 Tentang Hak Cipta