MANOKWARI,JAGATPAPUA.com– Pemerintah Provinsi Papua Barat telah menyetujui anggaran untuk penyelenggaraan event Woman20 (W20) dan Youth (20) sebesar Rp4,8 miliar.
Hal ini diungkapkan ketua panitia pelaksana W20 dan Y20 Melkias Werinussa SE.,MH didampingi Wakil Ketua Panitia Prof Drs Charlie Heatubun S.,Hut,. M.Si, Koordinator Sie Kesekretariatan Onasius Matani, Anggota Sie acara dan koordinator protokoler Hans L Mandacan SIP.,M.Si dalam jumpa pers Rabu (1/6/2022) di sekretariat.
Werinussa mengatakan, pelaksanaan W20 dan Y20 Papua barat yang dipusatkan di Manokwari tanggal 7-10 Juni 2022 (untuk W20) dan 17-19 Juni 2022 (untuk Y20) merupakan kepercayaan pemerintah Indonesia kepada pemerintah provinsi Papua barat sehingga harus disambut baik.
Setelah Pemprov Papua Barat mendapatkan mandat sebagai panitia lokal pelaksanaan W20 dan Y20, dilanjutkan dengan penerbitan SK.
Tugas dari kepanitiaan merupakan bagian dari sub panitia lokal di Manokwari yang mempersiapkan akomodasi dan pelaksanaan kegiatannya.
“Sedangkan secara nasional ada panitia nasionalnya baik W20 maupun Y20. Sehingga tugas ini dibagi habis, kami mempersiapkan tempat kemudian penjemputan, dan acara lokal yang nanti dikunjungi, sedangkan untuk event persidangannya termasuk peserta merupakan kewenangan panitia nasional,”jelas Werinussa
Manokwari mendapatkan 2 kegiatan baik perempuan maupun Pemuda sedangkan di provinsi lain hanya 1 kegiatan. Mengingat dua kegiatan tersebut bersifat internasional tentu membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Sebenarnya kebutuhan anggaran yang kita dapatkan pada perhitungan awal perencanaan biaya itu berkisar Rp5,2 miliar baik untuk W20 maupun Y20,”terangnya.
Berdasarkan perincian tersebut lebih lanjut Werinussa kemudian panitia meminta kepada pemprov papua barat dalam hal ini gubernur untuk bisa menghibahkan anggaran senilai 4,8 miliar tersebut. Setelah mempertimbangkan finalisasinya Gubernur menyetujui diangka 4,8 m untuk membiayai 2 kegiatan dimaksud.
Namun didalam perkembangannya informasi yang diterima dari panitia nasional khusus untuk W20 akan datang 5 istri Kepala Negara. Dengan demikian maka protokol keamanan berubah harus VVIP artinya pengamanannya di komandai oleh TNI AD.
“Mulai dari tibanya 5 istri kepala negara, mobil yang ditumpangi dan kebutuhan lainnya semuanya VVIP. Sehingga kami panitia duduk kembali lagi, semua seksi untuk meminta saran masukan jika yang datang 5 istri kepala negara pembiayaan seperti apa,?,”beber Werinussa
Setelah semua seksi merumuskan dengan catatan protokol keamanan VVIP dengan jumlah personel 915 orang. Kemudian panitia mengakumulasikan kebutuhan anggaran sesuai analisa setiap seksi dan biaya membengkak menjadi Rp10 miliar lebih.
“Terutama makanan para istri 5 kepala negara itu harus didatangkan dari Jakarta itu konsekuensinya. Dan nilai itu merupakan akumulasi dari semua kegiatan W20 dan Y20,”sebut Werinussa
“Selanjutnya informasi kembali berubah 5 istri kepala negara tidak jadi datang, yang datang hanya 5 istri kedutaan besar. Dengan demikian teman-teman di kodam meroling kembali untuk level pengamanannya turun ke tingkat biasa dan harus dilakukan oleh kepolisian,”urai Werinussa
Sehingga anggaran yang direncanakan Rp10 miliar tersebut turun menjadi Rp4,8 miliar karena beberapa hal diatas. Dari Rp 4,8 dibagi Rp1 miliar untuk W20 dan Rp1 Miliar lagi untuk panitia nasional pelaksanaan kegiatan pemuda atau Y20.
Sementara sisa nilai Rp2,8 miliar itu digunakan panitia lokal untuk akomodasi, penjemputan, mempersiapkan titik lokus yang akan dikunjungi salah satunya ke situs peradaban pulau Mansinam.
“Dan pada revisi ketiga, Pj Gubernur Papua Barat bapak Paulus Waterpauw mengarahkan panitia termasuk perubahan koordinator keamanan dari TNI AD dipindahkan kepada kepolisian. Jadi intinya dana yang panitia kelola saat ini bukan 10 miliar tetapi 4,8 miliar seperti yang sudah saya jelaskan diatas,”tutup Werinussa.(jp/ask)
