BINTUNI, JAGATPAPUA.com – Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus Kasihiuw, mengatakan Sensus Khusus Orang Asli Papua (OAP), yang dilakukan Bapeda dengan melibatkan peneliti Universitas Papua, sejak Juni – Juli tahun 2019, untuk mendapat data ril tentang jumlah OAP diwilayah itu.
Jumlah data ril ini, lanjut bupati, akan digunakan oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), dalam memberikan jaminan sosial dan Pemda telah hibahkan dana sekitar Rp6 milyar.
“Tujuan Sensus OAP, sebenarnya untuk mengetahui seberapa besar orang asli Papua, yang dikategorikan tidak mampu berdasarkan syarat BPJS,” ungkap bupati, Rabu (9/10/2019).
“Memang data yang ada perlu divalidasi, diupdate terus setiap tahun, agar kita mengetahui jumlah OAP apakah mereka bertambah, atau berkurang,” sebutnya.
“Data-data di Bapeda by name by adrees, juga tidak akan diekspos, karena menyangkut eksistensi orang,” ucap bupati.
Selain itu, bupati menjelaskan data tersebut juga bakal digunakan untuk Dana Bagi Hasil Migas dalam Perda, walaupun DBH Migas diberikan ke Lembaga Adat Suku.
“Sebenarnya, untuk DBH Migas sendiri kita tidak melihat dari Jumlah OAP tetapi Suku, karena dananya diberikan kepada Lembaga Adat, baru nanti mereka yang kelola. Sebab DBH Migas, diatur oleh masyarakat,” tambahnya.(js)